Jembatan Sungai Penaraban Desa SarwodadiJembatan Sungai Penaraban Desa Sarwodadi.
Jembatan dibangun pada tahun 2022 melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan sejak itu menjadi infrastruktur penting bagi masyarakat sekitar. Namun, akibat banjir besar yang terjadi beberapa waktu lalu, jembatan mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dilalui, sehingga menghambat aktivitas masyarakat antarwilayah.
Padahal, jembatan tersebut memiliki fungsi strategis dalam mendukung berbagai sektor kehidupan masyarakat, antara lain:
- Bidang Pendidikan
Akses utama pelajar Desa Sarwodadi menuju SMK Negeri Wanayasa melalui jembatan ini. Jarak ke SMK N Wanayasa lebih dekat dibandingkan ke SMK N Pejawaran, sehingga kerusakan jembatan berdampak langsung terhadap kemudahan transportasi pelajar.
- Bidang Kesehatan
Warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan di wilayah Wanayasa kini harus menempuh jarak lebih jauh. Kondisi ini menyulitkan terutama bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat.
- Bidang Ekonomi dan Pertanian
Sebagian besar warga Sarwodadi bekerja di sektor pertanian dan perdagangan. Jembatan ini menjadi akses vital untuk mengangkut hasil pertanian dan aktivitas ekonomi antar kecamatan. Dengan rusaknya jembatan, biaya operasional meningkat dan produktivitas menurun.
- Bidang Pariwisata dan Jalur Alternatif
Secara geografis, jembatan ini berpotensi menjadi jalur alternatif menuju kawasan wisata Dieng, dengan rute yang lebih landai dibandingkan melewati tanjakan Sikelir. Selain itu, selama proses pembangunan Jembatan Penaraban yang masih berlangsung, jalur ini semestinya dapat dimanfaatkan sebagai jalur alternatif sementara bagi masyarakat.
Jumlah penduduk Desa Sarwodadi sebanyak 1.914 jiwa, merupakan penerima manfaat utama dari keberadaan jembatan tersebut, di samping warga Kecamatan Wanayasa dan sekitarnya yang juga menggunakan jalur ini untuk aktivitas sehari-hari.
Kajian Geologi dan Kondisi Lahan
Secara geologis, wilayah Desa Sarwodadi dan sekitarnya merupakan daerah dengan karakteristik lereng bergelombang hingga curam yang tersusun atas batuan vulkanik muda hasil aktivitas Gunung Dieng. Jenis tanah dominan adalah andosol yang memiliki daya serap air tinggi namun rentan terhadap erosi dan longsor apabila vegetasi penutup berkurang.
Aliran sungai di bawah jembatan merupakan anak Sungai Serayu dengan debit yang meningkat tajam pada musim penghujan. Kondisi geologi tersebut menyebabkan kerentanan terhadap gerusan (scouring) pada pondasi jembatan, terutama bila material dasar sungai terdiri dari pasir dan kerikil lepas. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, kerusakan yang terjadi diduga akibat erosi dasar sungai dan pergeseran tanah tebing sungai pasca banjir besar.