SEJARAH DESA SARWODADI PEJAWARAN
Konon pada jaman dahulu ada seorang kiyai sepuh bernama Kiyai BRAMASARI yang hidup pada masa jaman Penjajah Belanda sekitar tahun 1.800 san Masehi, pada suatu hari lewat disekitar wilayah Desa Sarwodadi ( sekarang ), yang dulu masih hutan dan grumbul yang kebetulan sudah menjadi kebiasaan seorang Petualang istilah sekarang, dan pada saat lewat di sekitar Sarwodadi beliau merasa kepingin buang air besar atau buang hajat sehingga beliau terpaksa mampir ke sungai kecil yang mengalir dari desa Sarwodadi, pada saat buang hajat beliau menancapkan tongkat yang setiap harinya digunakan sebagai penyangga atau lebih dikenal senjata jaman dulu, dan selesai hajat begitu mau mengambil tongkat namun tiba-tiba dikejutkan dengan tongkatnya yang sudah tumbuh atau bersemi seperti lazimnya tanaman / pohon.
Karena merasa sangat ajaib sehingga beliau tidak mengambil tongkat tersebut melainkan membiarkan tumbuh subur dan kayu tersebut dinamakan Kayu Wungu (Pohon Bangun) yang di Filosofikan sebagai Indonesia Bangun, dan daerah tersebut sampai sekarang dikenal dengan nama Blok Wungu. Karena pernah mengalami hal aneh tersebut Kyai sepuh yang bernama Kyai Bramasari semakin penasaran dengan daerahnya, beliau mencari sumber air yang sungainya digunakan untuk buang air besar namun sampai di mata air dia kelaparan dan diatasnya disebut IGIR MADANG (Indonesia Puntuk tempat makan).
Lihat Juga:
- Profil Desa Sarwodadi
- Tempat Wisata Desa Sarwodadi
Sepulang dari tempat itu beliau singgah diladang yang berawa atau dulu dikenal Telaga yang kebetulan dekat dengan aliran sungai yang dihilirnya tempat dimana beliau buang air besar, dan pada suatu hari beliau mengumpulkan warga grumbul daerah tersebut yang pada saat itu masih dikenal dengan Blok KUBANG yang jaraknya sekitar 0,5 km dari Telaga tersebut untuk diajak rembug atau musyawarah. Musyawarah dilaksanakan ditengah bulak atau ladang yang berawa itu dan mudah sekali mendapatkan hasil yang menurut konon cerita tidak seperti biasa saat rembug (Musyawarah) di tempat lain.
Karena keyakinan itulah setiap mempunyai rempug atau setiap musyawarah bahkan sampai grumbul lain yang berada di sekitarnya juga diajak ketempat tersebut. Berangsur-angsur warga grumbul yang semula berada di Blok Kubang pindah ke daerah tempat dimana setiap kali Kyai Bramasari mengadakan musyawarah. Dengan kejadian dimana setiap musyawarah selalu mendapatkan hasil dan selalu jadi maka oleh Kyai Bramasari tempat itu dinamakan SARWODADI atau jawa MESTI DEDI.
Dan nama itu dipakai sampai sekarang bahkan diabadikan untuk nama sebuah Blok tanah di tengah Desa Sarwodadi yang menurut peta Pertanahan dikenal persil 29 dan bernama blok Sarwodadi. Di Desa Sarwodadi dapat ditanami semua jenis tumbuhan dan bisa tumbuh subur namun karena iklim walaupun subur ada sebagian tanaman yang hanya tumbuh subur tetapi tidak berbuah seperti pohon kelapa, durian dan masih ada yang lain.
Demikian sekilas tentang asal usul nama Desa Sarwodadi.
Yang bersumber dari para sesepuh Desa Sarwodadi termasuk yang dulu menjabat Klerek atau sekarang Sekdes yang bernama Mbah Samsudin, beliau yang pernah menceritakan kepada kami beberapa tahun yang lalu. Beliau sekarang telah meninggal dunia.